Pria hidup 3-5 tahun lebih singkat dibandingkan wanita. Menurut data BPS tahun 2010, usia harapan hidup pria Indonesia adalah 67,51 tahun, sedangkan wanita adalah 71,74 tahun. Angka bunuh diri pada pria juga lebih besar daripada wanita. Banyak pria yang bekerja terlalu keras sehingga mati lebih muda daripada wanita.
Pada usia muda, banyak remaja putra yang menjalani berbagai gaya hidup ekstrim seperti mengebut di jalanan, mengonsumsi narkoba, berkelahi dll. Gaya hidup tidak sehat itu meningkatkan risiko kematian akibat kecelakaan, overdosis obat, penyakit HIV/AIDS, hepatitis, dll. Lonjakan angka kematian pada pria usia 18 sampai 24 tahun ini adalah fenomena universal di seluruh dunia, yang dikenal sebagai “accident hump”.
Pada usia 30-an dan 40-an, pria umumnya sudah berkeluarga dan bekerja. Mereka lebih bijak dalam menjalani kehidupan. Namun, banyak pria yang hidup dalam stres kronis. Jika mereka juga kelebihan berat badan, memiliki tekanan darah tinggi, merokok dan tidak berolahraga, maka mereka berisiko menderita penyakit berat di usia lima puluhan atau bahkan mungkin sebelumnya.
Takut kelemahan
Penelitian menunjukkan bahwa kematian dini pada laki-laki terutama karena mereka kurang memantau kesehatan dan sulit mengakui penyakit. Alih-alih memantau sinyal tubuh mereka, mereka justru mengabaikannya dan tidak cepat merespon. Akibatnya, pria lebih lambat menemukan penyakit dan kurang memerhatikan kebutuhan kesehatannya. Pria cenderung baru menyadari penyakit setelah kondisinya serius.
Bagi sebagian pria, sakit diasosiasikan dengan kelemahan yang berlawanan dengan peran tradisionalnya. Banyak pria di dunia merasa sebagai lelaki yang perkasa. Tubuhnya bagaikan mesin yang selalu bekerja ketika mendapatkan bensin. Mereka mengabaikan sinyal apa pun dari tubuh sampai benar-benar sakit. Pria enggan untuk mengakui sakit karena merasa tanggung jawab merekalah untuk menafkahi dan mengurus keluarga, sementara penyakit dan anak-anak adalah “urusan perempuan”.
Kesulitan dengan penderitaan
Beberapa studi menunjukkan bahwa pria lebih rentan terhadap penderitaan daripada wanita. Banyak pria yang tidak memiliki sumberdaya untuk menangani masalah psikologis mereka. Kehilangan pekerjaan, kematian, dan perceraian adalah sumber depresi pria yang terbesar. Dua dari tiga bunuh diri dilakukan oleh pria. Seringkali, pria tidak menghiraukan atau mengidentifikasi perasaan mereka dengan benar. Misalnya, mereka merancukan kesedihan dengan kemarahan.
Wanita lebih mampu memanfaatkan lingkungan dekat mereka dan melakukan “curhat” untuk melepaskan diri dari beban penderitaan. Mereka menyambut baik saran-saran dan lebih aktif untuk mencari bantuan.
Kurang akses kesehatan
Kita memiliki budaya kesehatan yang jauh lebih mudah diakses oleh wanita sehingga wanita umumnya lebih baik dalam pengetahuan kesehatan dibandingkan pria. Pelayanan kesehatan di Posyandu, PKK, atau Puskesmas umumnya lebih ditujukan pada kaum wanita. Perawatan kesehatan banyak yang secara spesifik terkait dengan ibu dan anak. Hampir tidak ada yang ditujukan secara spesifik untuk kalangan pria. Banyak pula majalah wanita yang mengupas berbagai masalah dan penyakit wanita dan anak-anak. Jarang yang secara khusus mengupas kesehatan pria.
baca juga artikel tentang tips hidup sehat untuk kaum pria
baca juga artikel tentang tips hidup sehat untuk kaum pria
Artikel Tentang : Deskripsi Kesehatan Kaum Pria
Rating/Peringkat : 100% based on 9999998 ratings. 547 user reviews.
Ditulis Oleh Putra Rusydinal Kedua
Rating/Peringkat : 100% based on 9999998 ratings. 547 user reviews.
Ditulis Oleh Putra Rusydinal Kedua
Langkah Terbaik Dapat Tentukan bagaimana mempertahankan ejakulasi Dini
BalasHapus